KETIKA KELAPARAN MERAJALELA

Sobat-sobatku pada kesempatan ini saya ingin menceritakan kembali suatu kisah yang terjadi pada masa Bani Abbasiyah.Tokoh dalam cerita ini namanya Ahmad an-Nashir Lidinillah.Ia dikenal juga dengan nama Abu al-Abbas bin Mustadhi’Bi amrillah.Khalifah yang lahir pada lahir pada Senin,10 Rajab 553 H ini,dilantik menggantikan ayahnya,al-Mustadhi,pada awal Dzulqa’dah 575 H.
Khalifah Al-Nashir merupakan khalifah yang memerintah dalam kurun waktu paling lama,yakni 47 tahun.Masa pemerintahannya diwarnai dengan kestabilan dan kemuliaan serta keagungan.Tak satupun yang melakukan pembrontakan melainkan berhasil ditaklukannya. Masa pemerintahan yang lama dan berada dalam kestabilan tersebut tidak terlepas dari siasat dan kecerdikannya,serta selalu melakukan persahabatan tanpa pandang bulu dengan raja-raja yang sebenarnya menjadi lawan politiknya.Rakyat yang berada dalam wilayah pemerintahannya makmur dan selalu mendapatkan kebutuhan dengan baik.Tak satupun masalah yang tidak diketahui oleh khalifah.
Suatu ketika Khawarim Syah dengan kekuasaanya yang luas mulai khurasan dan wilayah Asia Tengah,menampakkan arogansi dan kezalimannya dalam berkuasa dan memperbudak para raja.Khawarim Syah sering menyiksa rakyatnya dan selalu mendoakan kehancuran untuk Bani Abbasiyah.Puncak kezalimannya adalah ketika niatnya untuk menyerang pasukan Baghdad.Satu pasukan besar diberangkatnkan,namun ketika tiba di Hamzan,hujan salju yang besar turun selama 20 hari.Hujan tersebut menutupui jalan sehingga mereka tak dapat melanjutkan perjalanan.Akhirnya,Khawarim Syah mengurungkan niatnya untuk melanjutkan perjalanan menuju Baghdad,apalagi didengarnya bahwa tentara turki berencana menyerang pusat kekuasaanya di Khurasan.
Khalifah an-Nashir juga merupakan sosok pemberani dan cerdik.Ia memiliki mata-mata di Irak dan wilayah-wilayah lain yang berada dalam kekuasaanya.Namun,ibarat pepatah,tak ada gading yang tak retak.An-Nashir dikenal juga cenderung melakukan tindakan kontroversi dan juga berpihak pada Syi’ah Imamiyah.Padahal,perbuatan ini tak dilakukan para khalifah sebelumnya.Ketika ia diangkat menjadi khalifah,ia mengirimkan utusan pada Sultan Shalahuddin dan mengangkatnya kembali menjdai sultan.Pada 575 H,ketika Sultan Shalahudin memakai nama al-Malik an-Nashir,dia mendapat teguran dari Sultan an-Nashir sebab nama itu sudah dipakai oleh Sultan.
Pada 583 H,terjadi pembebasan wilayah yang sangat banyak.Sultan Shalahudin berhasil menaklukkan banyak wilayah di Syam yang sebelumnya berada ditangan orang-orang eropa.Peristiwa terbesar adalah ialah pembebasan Al-Quds yang sebelumnya berada ditangan orang-orang Eropa selama 91 tahun.Pada 589 H,Sultan Shalahuddin meninggal dunia.Saat itu diutuslah seorang utusan ke Baghdad dengan membawa baju besi perang Shalahuddin dan kudanya serta satu dinar dan tiga puluh dirham.Mesir kembali berada di bawah kekuasaan anaknya yang bernama ‘Imaduddin Utsman al-Malik al-‘Aziz.Sedangkan Damaskus berada di bawah kekuasaan anaknya,al-Malik al-Afhdal Nuruddin.Sedangkan Haib untuk anaknya,al-Malik azh-Zhair Ghiyatsuddin Ghazi.
Pada 590 H,Sultan Thugurlabak Syah bin Arsilan bin Thugurlabak bin Muhammad bin Malik Syah meninggal dunia.Ia merupakan penguasa terakhir dari orang-orang Saljuk.Masa kekuasaan raja-raja dari kalangan Saljuk sekitar 160 tahun dimulai dari Thugurlabak sampai Thugurlabak Syah.
Pada 596 H,Malik al-‘Aziz meninggal dunia di Mesir.Dia digantiukan anaknya,al-Mashur.Al Manshur dalam perjalanan pemerintahannya dikalahkan oleh Malik Adil Saifudin Abu Bakar bin Ayub.Satu tahun kemudian,sungai nil mongering.Terjadi kelaparan dashyat.Para penduduk banyak yang terpaksa memakan bangkai binatang.Banyak ditemukan bangkai binatang dan manusia bergelimpangan ditepi-tepi jalan.Rumah-rumah penduduk terbuka dengan para penghuninya menjadi mayat.
Kemudian pada 606 H,orang-orang Eropa berhasil Konstatinopel.Mereka mengusir orang-orang romawi dan menguasai Konstatinopel sampai 660 H.Setelah itu mereka dikalahkan kembali oleh orang-orang Romawi.Akhirnya Konstatinopel mendapatkan cahaya dengan datangnya Islam.
Pada 615 H,orang-orang Eropa berhasil merampas benteng pengawasan silsilah di Dimiyath.Benteng Dimiyath merupakan benteng pengawasan yang sangat tinggi yang berada ditengah-tengah Sungai Nil.Menuju ke arah timurnya terdapat Dimityath,arah baratnya ialah sebuah Jazirah serta terdapat dua rantai yang salah satunya memanjang diatas sungai Nil menuju Dimiyath.Sedangkan rantai yang satunya lagi dari Nil ke Jazirah.
Pada 616 H,orang-orang Eropa berhasil menguasai Dimiyath setelah terjadi pertempuran sengit dan pengepungan yang panjang.Malik al-Kamil yang melakukan perlawanan sengit,akhirnya harus menyerah takluk sebab persenjataan yang tidak seimbnag serta lemahnya mental pasukan.
Khalifah an-nashir meninggal dunia pada 622 H.Menurut beberap riwayat,ia meninggal di karenakan keracunan air yang diminumnya sehingga menganggu saluran kantong kemihnya.

0 komentar:

Posting Komentar