Tugas Portofolio I

MENDENGAR… ITU KUNCINYA


Allah SWT telah menciptakan kita sebagai manusia,yang merupakan makhluk paling sempurna penciptaanya dibanding dengan makhluk lainnya di muka bumi ini,sebagaimana yang tersurat dalam surat At-Tin ayat 4 yang artinya “Sesungguhnya Kami menciptakan manusia dalam keadaan yang sebaik-baiknya”.Artinya kita ialah makhluk yang paling tinggi derajatnya dibanfing dengan makhluk lainnya seperti hewan dan tumbuhan,sebab kita di lengkapi dengan akal budi yang dapat membedakan antara yang haq dan yang bathil.Disamping itu manusia juga dilengkapi dengan lima panca indera yang memiliki fungsinya masing-masing,mata untuk melihat,telinga untuk mendengar,lidah untuk mengecap,hidung untuk mencium,dan kulit sebagai peraba.Namun kali ini penulis ingin memfokuskan pada indera telinga,sesuai dengan judulnya “MENDENGAR..ITU KUNCINYA”.

Dalam berbagai firman-Nya,Allah SWT telah memerintahkan manusia untuk mendengar.Sekurang-kurangnya,kita dapat menemukan 145 ayat dalam al-Qur’an,dengan berbagai jenis tentang mendengar.Bahkan,dalam banyak firman juga,Dia berkali-kali memperingatkan dengan kalimat yang begitu tegas”Apakah kamu tidak mendengar?”.
Sungguh kawan,mendengar itu lebih sulit daripada berbicara.Mendengar tidak hanya membuka telinga lebar-lebar dan mempersilakan masuk suara kedalamnya,namun mendengar juuga meminta dan mensyaratkan sesuatu yang mutlak dan itu adalah diam.Sebab tak mungkin manusia mampu mendengar secara maksimal andai hasrat berbicara dalam dirinya tak bisa ia kalahkan.Rasulullah SAW juga begitu,ia selalu meminta umatnya untuk berkata baik dan benar atau memilih diam saja jika tak bisa melakukannya.Artinya,mendengar itu lebih baik daripada berbicara tentang suatu hal yang tak baik,apalagi tak benar.

Namun saat sekarang ini,kita menemukan suatu kondisi yang sama sekali kontra dengan perintah Allah untuk mendengar anjuran Rasul agar berkata yang baik dan benar.Manusia seolah saling berlomba untuk berbicara,dan lupa untuk mendengar.Orang-orang bersaing membuat pernyataan,dan sudah lupa fungsi untuk mendengar lagi.Begitu juga yang disebut para tokoh bangsa ini, mereka saling adu keras suara untuk menyatakan pikiran yang sama sekali belum tentu kebaikannya,juga kebenarannya.

Manusia lupa mengajarkan pada dirinya tentang kebaikan mendengar.Mereka tak ingat lagi bagaimana caranya mendengar.Bahkan juga,tanpa sadar,kita tak peduli lagi tentang makna telinga.Padahal,jumlah telinga yang dua dan mulut yang hanya satu,adalah isyarat tersendiri dari Sang Pencipta,supaya manusia lebih banyak mendengar dan sedikit bicara.

Mendengarlah wahai sobat,begitu banyak suara yang harus kita dengar.Begitu banyak peristiwa,kesengsaraan,tangis keluh yang harus kirta dengar.Bersabarlah untuk tidak terlalu nafsu berbicara.Sebab keinginan berbicara selalu mengalahkan kemampuan kita untuk mendengar.Hal ini dikarenakansetiap kali kita lebih banyak berbicara,semakin bertambah juga kemungkinan untuk kita melakukan kesalahan.

Marilah sobat, dari sekarang kita mulai untuk belajar mendengar .Karena begitu banyak yang harus kita perhatikan,jauh lebih banyak dari yang harus kita komentari.Karena kekuatan kita sebagai manusia akan terasah ketika kita mau membuka telinga kita lebar-lebar,tidak untuk masuk telinga kiri dan keluar kanan,tapi untuk menggerakkan hati dan memberikan yang terbaik untuk semesta ini.
Read more