Web Services

Integrasi data dan proses dari dua sistem informasi merupakan hal penting dalam interoperabilitas intra organisasi maupun ekstra antar organisasi. Isu integrasi data dan proses berbagai sistem informasi juga penting bagi penerapan e-government. Interoperabilitas antar aplikasi e-government menyangkut upaya menyediakan layanan publik yang lebih baik dan lebih efektif. Berbagai kelompok sistem informasi pada aplikasi e-government yang terjadi akibat perbedaan model proses bisnis maupun era pengembangan aplikasi e-government. Terpisahnya penerapaan aplikasi e-government ini dapat menghambat interoperabilitas aplikasi e-government. Integrasi data dan proses merupakan solusi yang lebih dipilih dalam praktek interoperabilitas aplikasi e-government. Penerapan integrasi data dan proses mendapat dukungan faktor-faktor teknis maupun manajerial. Integrasi data dan proses telah didukung beberapa teknologi yang terus bersaing memperbaiki kemampuan, fitur maupun unjuk kerjanya juga menerapkan teknologi open standard. Manfaat aplikasi integrasi data dan proses dari segi manajerial adalah menyediakan konsistensi data, keamanan serta infrastruktur yang lebih efektif. Solusi efektif, aman dan tidak tergantung dari teknologi dapat diberikan melalui integrasi data dan proses untuk interoperabilitas aplikasi e-government. Dengan tulisan ini, pembaca diharapkan mendapat masukan tambahan dalam upaya menerapkan keterpaduan data dan proses pada aplikasi e-government.

1. PENDAHULUAN

Aplikasi e-government merupakan implementasi sistem informasi bagi pemerintahan. Aplikasi e-government berperan strategis untuk pelaksanaan penyediaan layanan publik yang lebih efektif dan memenuhi tata pamong (governance) bagi pemerintahan. Implementasi aplikasi e-government dirasa belum mencukupi upaya pelaksanaan layanan publik yang efektif bila diimplementasikan terpisah-pisah untuk masing-masing departemen ataupun bagian dalam pemerintahan. Namun, aplikasi e-government yang ada dibangun berdasarkan prioritas kebutuhan. Aplikasi e-government juga dibangun pada era teknologi berbeda. Demikian untuk menghancurkan tembok pemisah terpencarnya aplikasi e-government dapat berupa solusi keterpaduan data dan proses.

2. LANDASAN TEORI
TEKNOLOGI INTEGRASI DATA DAN PROSES
Terdapat beberapa kategori teknologi yang tersedia untuk integrasi data dan proses. Teknologi tersebut harus dikaji sesuai kebutuhan dalam penyediaan solusi intergasi data dan proses.

• Teknologi Keterpaduan Data
Beberapa teknologi yang menyediakan solusi keterpaduan data antara lain teknologi mainframe, server file sederhana seperti Samba atau Network Neighbourhood, server repositori seperti CVS maupun SVN, datamart dan data warehouse juga teknologi RSS.
• Teknologi Keterpaduan Proses
Beberapa teknologi yang menyediakan solusi keterpaduan proses antara lain Remote Procedure Call, CORBA maupun DCOM. Umumnya solusi keterpaduan proses tergantung atau diimplementasikan pada pemrograman tertentu seperti C++, Java. Teknologi keterpaduan proses dapat berupa pemanggilan antar pemrograman yang masih memiliki teknologi yang mirip seperti RMI pada Java programming untuk mengakses kode native C atau C++ programming.
• Teknologi keterpaduan proses dan data
Teknologi yang menyediakan solusi keterpaduan data dan proses adalah web service. Sebagai penyedia data, web service menyediakan dokumen standar terbuka yang dapat diakses oleh berbagai aplikasi menggunakan berbagai jenis teknologi seperti database, pemrograman maupun platform sistem. Web service dapat mengintegrasikan proses dengan menjadi penyedia layanan bagi aplikasi maupun penghubung antar aplikasi menggunakan teknologi middleware.

TEKNOLOGI WEB SERVICE
Teknologi web service merupakan teknologi yang sesuai untuk menyediakan solusi integrasi proses dan data. Web service saat ini terdiri dari teknologi
a. Simple Object Access Protocol (SOAP) yang merupakan teknologi transportasi dan pertukaran dokumen XML. Dokumen XML merupakan presentasi data berbasis standar terbuka yang dipergunakan untuk penyebaran data pada berbagai sistem.
b. Web Service Definition Language (WSDL) merupakan antar muka web service yang menyatakan parameter masukan dan keluaran untuk pemanggilan servis secara eksternal, struktur penanda fungsi yakni cara pemanggilan (apakah hanya pemanggilan saja, pemanggilan dan pembalikan hasil dan sebagainya)
c. Universal Desciption, Discover, and Integration (UDDI) merupakan direktori yang menampilkan daftar layanan disediakan.

webservices1

Gambar 1 Komponen Teknologi Web Service

3. ANALISA
INTEGRASI DATA DAN PROSES SEBAGAI SOLUSI INTEROPERABILITAS APLIKASI E-GOVERNMENT

Masing-masing departemen maupun badan pemerintahan dapat memanfaatkan aplikasi e-government untuk meningkatkan efektifitas proses bisnis dalam pelayanan publik. Interoperabilitas antara departemen maupun badan pemerintahan merupakan syarat mutlak keberhasilan pelaksanaan dan penyediaan layanan publik. Masalah yang menghambat interoperabilitas antara departemen maupun badan pemerintahan yang didukung implementasi aplikasi e-government yakni tidak tercapainya interoperabilitas aplikasi e-government. Aplikasi e-government tidak dapat bekerja sama dengan baik karena perbedaan domain pelayanan maupun implementasi teknologi. Perbedaan teknologi terjadi sesuai era pengembangan aplikasi e-government. Misalnya pengembangan aplikasi pada era server-client maupun era web.

Pengembangan integrasi data dan proses berbagai aplikasi e-government harus mengikuti suatu metodologi. Metodologi pengembangan integarasi data dan proses berbagai aplikasi e-government serupa dengan metodologi pengembangan suatu sistem informasi pada domain tertentu. Metodologi implementasi integrasi proses dan data aplikasi e-government terdiri dari:
a. Inisiasi proyek berupa pembuatan project charter. Pada tahapan ini harus dikenali berbagai permasalahan interoperabilitas yang terjadi pada tahap operasional dan pengaruhnya pada bagian strategis pemerintahan. Wawasan teknologi informasi dapat memberikan peluang-peluang mengatasi berbagai permasalahan interoperabilitas di lingkup operasional tersebut.

b. Tahap analisa kebutuhan yakni kegiatan menyusun daftar infrastruktur, aplikasi maupun data di tiap departemen atau badan pemerintahan maupun analisa kebutuhan masing-masing pihak terkait. Pengumpulan daftar infrastruktur, aplikasi maupun model data di tiap organisasi pemerintah bertujuan mencapai solusi yang memanfaatkan secara efektif sumber daya sistem informasi yang telah digelar.
Wawasan di bidang sistem informasi memberikan pengalaman menyusun kebutuhan fungsional untuk aplikasi berbasis servis berbeda orientasinya dengan kebutuhan fungsional untuk aplikasi object oriented atau berbasis komponen. Menyusun kebutuhan fungsional untuk aplikasi berbasis servis harus mengantisipasi penggunaan servis oleh aplikasi-aplikasi konsumen yang belum diketahui sebelumnya. Pendekatan penyusunan kebutuhan fungsional pengembangan web service dapat menggunakan acuan kerangka layanan dan kebijakan filosofis departemen pemerintahan terkait. Servis, sebagai komponen web service, merupakan struktur besar dari elemen-elemen penyusunnya. Demikian servis tidak boleh dipetakan pada satu aplikasi tersendiri melainkan dipetakan pada bagian fungsi layanan departemen pemerintahan.
Kebutuhan non fungsional menentukan kualitas layanan. Terdapat beberapa patokan yang digunakan untuk menentukan kebutuhan non fungsional. Kebutuhan kualitas, sebagai satu faktor pada kebutuhan non fungsional, dapat dinyatakan secara rinci dan kongkrit dalam sebuah pernyataan, misalnya Layanan penyediaan Nomor Induk Kependudukan (NIK) harus dapat dipergunakan Sistem Pembuatan SIM untuk pengemudi kendaraan bermotor. Sebaliknya pernyataan kebutuhan kualitas tidak dapat dinyatakan hanya dalam pernyataan Sistem Kependudukan harus memiliki tingkat penggunaan kembali yang tinggi. Dalam menentukan kebutuhan non fungsional, faktor kebutuhan kinerja dapat pula mengacu pada kebutuhan latensi keseluruhan sistem namun tidak dalam kerangka pola penggunaan, skalabilitas atau dampak pemanfaatan sistem. Hal lain pada sekumpulan kebutuhan non fungsional servis yang mendukung operasional adalah quality of service (QoS). Setiap komponen berbasis servis pada web service harus memenuhi tingkat tertentu QoS yang harus sesuai dengan semua persyaratan demi fungsionalitas total sistem.

c. Tahap perancangan proses integrasi data dan proses meliputi perancangan arsitektur infrastruktur dan aplikasi integrasi data dan proses. Arsitektur aplikasi integrasi data dan proses yang memanfaatkan komponen berbasis servis terdiri dari berbagai artifak rekayasa perangkat lunak yang membantu dan memberikan wawasan untuk merancang dan mengembangkan layanan-layanan pada web service. Artifak rekayasa perangkat lunak yang dapat digunakan untuk mengembangkan web service adalah arsitektur konseptual, frameworks dan programming libraries, arsitektur baseline, acuan pengembang dan blueprints. Artifak-artifak ini menentukan arsitektur layanan-layanan perangkat lunak berupa lapisan layanan. Arsitektur konseptual untuk lapisan layanan-layanan dalam web service merupakan model yang menunjukkan gaya arsitektur berlapis. Tiap lapisan pada gaya arsitektur berlapis merupakan paket-paket komponen perangkat lunak yang memiliki antar muka fungsional yang telah terdefinisi dengan matang dan telah diketahui memiliki sedikit ketergantungan dengan lapisan lain. Tiap lapisan mengimplementasikan sebuah fungsi teknis dalam layanan.
Arsitektur infrastruktur merupakan lingkungan kerja untuk menjalankan servis pada teknologi web service. Arsitektur infrastruktur umumnya terdiri dari komponen server aplikasi, database server, directory server, jaringan dan sistem operasi komputer yang memungkinkan bekerjanya lapisan layanan. Arsitektur infrastruktur mempengaruhi arsitektur aplikasi pada versi dan konfigurasi server yang digunakan. Bila server aplikasi di-upgrade, maka semua framework yang berjalan pada server aplikasi itu harus di-upgrade pula. Kontribusi arsitektur infrastruktur pada sistem berupa kinerja, keamanan, ketersediaan, kehandalan dan portabilitas servis. Arsitektur infrastruktur yang kokoh menjadikan sistem mudah ditambahkan node server aplikasi dan database pada sebuah cluster dan menambahkan switch pada jaringan yang dipergunakan. Jika sebuah node mengalami kegagalan operasi, kemampuan memindahkan proses secara dinamis pada node lainnya memiliki nilai penting dalam menjaga kehandalan lapisan servis.

d. Tahap implementasi proses integrasi data berupa pengadaan infrastruktur, pengaturan konfigurasi infrastruktur, implementasi aplikasi, optimasi unjuk kerja sistem integrasi serta pengujian sistem integrasi. Bagian kritis dalam implementasi web service adalah pengujian sistem. Tantangan dalam pengujian layanan pada web service adalah tidak terdapatnya kejelasan keseluruhan pemanfaatan konsumsi servis yang disediakan. Sebuah servis mungkin dimanfaatkan untuk keperluan apa saja oleh konsumennya. Terdapat beberapa jenis pengujian yang dapat dilakukan untuk menguji layanan web service. Umumnya selain unit testing, functional testing, regression testing, code inspection pada web service harus dilakukan pula Quality of Service (QoS) testing, service federation testing serta system testing. QoS testing meliputi pengujian skalabilitas sistem, kinerja dan kehandalan. Service federation testing menguji berbagai servis bekerja secara baik secara bersama dalam sebuah kesatuan. Pengujian yang dilakukan untuk memeriksa koordinasi dan komunikasi service-to-service merupakan bagian dari service federation test. System test menguji bagaimana klien memanfaatkan servis yang disediakan web service. System test merupakan jenis tes yang paling sulit dilakukan pada web service dimana departemen atau organisasi yang menyediakan servis belum mengetahui terlebih dahulu bagaimana klien menggunakan servis yang disediakannya. Bila organisasi yang mengkonsumsi web service tidak mau berperan dalam system test atau jumlah klien terlalu banyak untuk melakukan system test secara menyeluruh maka servis harus melewati sertifikasi test yang lebih mendalam sebelum dipergunakan.

e. Tahap menjalankan proses berupa penerapan sistem integrasi pada lingkungan produksi. Dalam siklus pengembangan web service akan mengalami perbaikan untuk meningkatkan kinerja dan kehandalan sistem juga untuk menangani perubahan-perubahan yang terjadi baik secara organisasi maupun teknologi.

ARSITEKTUR SOLUSI INTEGRASI DATA DAN PROSES APLIKASI E-GOVERNMENT
webservices

Gambar 2 Arsitektur Web Service

Elemen penyusun teknologi integrasi data dan proses adalah
a. Web service, merupakan teknologi yang mengimplementasi integrasi data dan proses. Tiap web service terdiri dari
1. Service sebagai implementasi integrasi data dan proses, pada teknologi Java dapat berupa EJB maupun POJO.
2. Service description merupakan antar muka layanan yang dapat dihubungi oleh pengguna layanan.

b. Partisipan teknologi integrasi data dan proses. Yang termasuk partisipan adalah
1. Provider merupakan bagian yang menyediakan layanan integrasi data dan proses.
2. Registry merupakan bagian yang memanajemen layanan yang disediakan provider.
3. Requestor merupakan bagian yang menggunakan layanan integrasi data dan proses.
Isu-isu implementasi web service sebagai teknologi integrasi proses dan bisnis:
a. Manajemen transaksi
b. Keamanan
c. Pertimbangan praktis
d. Standar masa depan

Sumber : http://restama.com/ebook/web-services-sebagai-solusi-interoperabilitas-antar-aplikasi-e-government/

0 komentar:

Posting Komentar